
Rosacea adalah penyakit kulit yang terjadi karena pembuluh darah yang mudah melebar dan adanya peradangan.
Penyakit ini membuat kulit menjadi merah, terasa panas dan memiliki sensasi seperti ditusuk-tusuk (stinging effect), kering, gatal, dan mengalami perubahan tekstur.
Penyebab rosacea, kata dr Nani Kumala Dewi, Sp.DVE, belum diketahui secara pasti. Namun, apakah penyakit kulit ini diturunkan secara genetik?
“Memang penyebab pasti sampai sekarang masih belum jelas. Terkait genetik, itu adalah salah satu faktor pencetus rosacea. Saya juga ada rosacea, dan di keluarga ada mama saya yang rosacea. Jadi, ada turunan,” tutur dia dalam acara Dermalogia Clinic bertajuk “Rosacea Awareness Month and Kartini Day” di Neighborhood Resto, Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Rosacea berkemungkinan diturunkan, tapi bukan berarti kulitmu akan selalu memerah seumur hidup. Sebab, penyakit ini muncul karena dipicu oleh beberapa faktor.
Bahkan, menurut Nani, faktor pemicu memiliki porsi yang paling besar dalam kemunculan rosacea di kulit pengidapnya.
Pemicu rosacea
Setiap orang memiliki faktor pemicu rosacea yang berbeda-beda. Misalnya saja pasien Nani yang penyakit kulitnya akan kambuh ketika makan ayam dan bebek.
Ada pula yang kambuh karena makanan yang dikonsumsi terlalu panas dan/atau pedas, cuaca sedang terlalu panas atau dingin, atau menggunakan produk perawatan wajah dan rambut yang mengandung alkohol, menthol, SLS, atau acid.
“Ada juga faktor seperti depresi, stres, dan kecemasan. Misalnya seperti kurang tidur karena stres, besoknya bisa muncul kemerahan. Dan begitu muncul kemerahan, terjadinya lama,” kata Nani.
Untuk mengetahui pemicu rosacea, Nani biasanya akan menggali timeline kemunculan rosacea, mulai dari gejala awal saat baru kemerahan sampai kondisinya parah, serta kapan kondisi ini muncul.
“Dan terkadang, kami membutuhkan pemeriksaan alergi. Kalau sudah ketemu triggering factors-nya, ini yang harus dihindari,” tutur dia.